Sabtu, 26 Februari 2011

Sejarah gitar classic


Artikel ini akan bercerita tentang sejarah yang diketahui tentang instrumen gitar sebelum tahun 1650. Disebut yang diketahui karena banyak evolusi tentang instrumen ini tidak diketahui tetapi hanya diambil dari gambar-gambar, pahatan dan lain-lainnya.
Alat musik Lute dari Eropa akan menjadi awalnya. Alat musik ini dikembangkan dari alat musik Arab yang bernama Oud dan memiliki antara 12 sampai 24 senar dimana alat musik ini dimainkan dengan memetik sepasang senar untuk 1 nada (seperti Anda memainkan gitar 12-senar). Senarnya dibuat dari catgut (sheep intestine) dan fretnya dibuat dari catgut yang diikat di seputar fingerboard/neck dengan beberapa fret dari kayu atau gading yang dilekatkan pada ujung atas soundboardnya. Fret dan soundboard memiliki ketinggian yang sama, berbeda dengan fret gitar jaman modern yang pada umumya lebih tinggi dari soundboardnya dan banyak inlay nya yang merupakan ornamen-ornamen. Bentuk instrumen ini menyerupai buah pir dan dibulatkan belakangnya seperti setengah bentuk buah melon. Bridge nya tidak memiliki saddle dan tuning head nya mirip dengan biola.
Theorbo merupakan variasi dari lute dengan beberapa extra senar. Perbedaannya dengan lute adalah bahwa Theorbo memiliki senar extra seperti tersebut diatas dan tuning head yang sejajar dengan necknya, dimana tuning head untuk lute mirip dengan biola. Nada-nadanya mencakup nada bass-bariton.
Arch lute merupakan instrumen yang mirip dengan lute tetapi Arch lute lebih condong ke arah melodi daripada lute.
Lute biasa distem dengan nada-nada tinggi. Jika gitar jaman sekarang distem di E, lute distem di A yang merupakan dua setengah nada lebih tinggi daripada E.
Lute bisa distem dan dimainkan sama dengan gitar (finger picking atau pick). Ini dinamakan new tuning. Bisa juga pasangan senar yang ketiga dari lute distem turun setengah nada dari new tuning. Steman untuk lute juga tidak distandardisasi sebelum pertengahan tahun 1700an. Para pemain bisa menyetemnya sesuai dengan kemauan mereka. Jadi tidak harus distem di A.
Lute sendiri bukan merupakan nenek moyang langsung dari gitar, tetapi merupakan satu dari pendahulunya. Yang penting disini adalah bahwa lute memberikan kontribusi besar kepada perkembangan gitar sampai kepada bentuknya yang sekarang ini. Dan di Spanyol, dimana gitar benar-benar dikembangkan, lute sering disamakan dengan moor yang menyebabkan lute tidak begitu populer.
Instrumen lain yang tidak kalah kontribusinya dalam perkembangan gitar adalah instrumen Cittern. Instrumen ini juga berbentuk menyerupai buah pir dengan bagian belakang yang rata, dengan empat atau lima pasang senar dari kawat dan dengan fretting yang permanen apakah itu diatonik seperti Appalachian Dulcimer ataupun chromatic seperti gitar modern. Tuning head sudah dipasang mirip seperti pada gitar atau mandolin. Stemannya sama dengan mandolin (in fifths) dengan fingering dan chord yang sama dan dimainkan dengan plectrum atau pick.
Guitarra Moresca merupakan instrumen dengan 4 pasang senar dengan bentuk oval menyerupai telur dan fretboardnya dilapisi dengan kulit seperti pada banjo. Popularitas instrumen ini adalah pada abad ke-13.
Guitarra Latina juga merupakan instrumen dengan 3 atau 4 pasang senar dengan bentuk body yang kecil menyerupai ukulele bariton dan gitar parlor. Instrumen ini cukup populer di abad ke-13. Fretboard nya dibuat dari kayu tetapi sisanya menyerupai Guitarra Moresca.
Guittern merupakan instrumen dengan 5 pasang senar dan dimainkan dengan fingerpicking atau pick. Bentuknya bervariasi tetapi yang paling umum adalah seperti bentuk biola dan mempunyai bridge dan tailpiece yang bisa digerakkan untuk mengencangkan senar, walaupun kadangkala senar dikencangkan di bridge yang tanpa saddle. Setiap pasang senar distem menurut unison tapi kadang-kadang disetem secara oktaf.
Chittarra Battente adalah instrumen yang menggunakan senar kawat dan mempunyai soundboard yang sudutnya dibuat ke belakang body. Populer di tahun 1500an dan menggunakan fret permanen dari besi.
Bandora merupakan variasi dari cittern dengan bagian body belakang yang rata dan berbentuk mirip dengan A-Style mandolin.
Vihuela De Mano berasal dari Spanyol dan merupakan instrumen dengan enam pasang senar. Bodynya cukup besar seperti gitar klasik jaman sekarang dan mempunyai beberapa lubang suara di atasnya. Instrumen ini menggunakan fixed bridge dan kemungkinan merupakan nenek moyang langsung dari gitar 12 senar USA yang masuk ke Amerika Utara melalui Mexico, Texas dan Louisiana.
Four Course Guitar memiliki 4 pasang senar, body berbentuk gitar dan soundboard yang rata, bridge dari lute dan bagian belakang dibuat setengah melengkung tetapi tidak terlalu membentuk bulatan. Instrumen ini berukuran seperti gitar anak-anak.
Five Course Guitar muncul sekitar tahun 1490 dan mirip dengan four course guitar dengan tambahan satu pasang senar bass. Instrumen ini dinamakan juga English Guitar.
Baroque Guitar muncul pada awal abad ke-17. Gitar ini menggunakan senar nilon, mempunyai body yang panjang dan slim dengan bagian atas dan bawah yang sama besarnya. Tuning headnya dibuat dari kayu dan dipasang seperti pada gitar klasik. Fretnya apakah terbuat dari kayu, metal ataupun gading adalah permanen.
Semua instrumen yang tersebut diatas kebanyakan mempunyai fingerboard yang sama tingginya dengan soundboardnya. Fingerboard yang dinaikkan seperti sekarang ini belum ada sampai dengan adanya Parlor Guitars.
Six String Guitar gitar yang sebenarnya, belum berkembang sampai dengan tahun 1750.
Parlor Guitars sangat mirip dengan Baroque Guitar dengan perkecualian bahwa tuning untuk Parlor Guitars biasanta lebih mekanikal. Kira-kira setelah 1820, bagian bawah body dibuat lebih besar dari bagian atasnya. Gitar ini mirip dengan Washburn tahun 1887.
Gitar klasik modern yang kita lihat sekarang ini belum berkembang sampai tahun 1840 di Spanyol.

Jumat, 25 Februari 2011

Teori Musik

Teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur musik. Cabang ilmu ini mencakup pengembangan dan penerapan metode untuk menganalisis maupun menggubah musik, dan keterkaitan antara notasi musik dan pembawaan musik.
Hal-hal yang dipelajari dalam teori musik mencakup misalnya suara, nada, ritme, melodi, harmoni, dan notasi.

Suara

Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).

Nada

Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut.

Ritme

adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).

Melodi

Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).

Harmoni

Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.

Notasi

Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya

Tangga nada mayor

Sebelum kita masuk ke dalam teori musik yang  tangga nada minor, kita terlebih dahulu mempelajari tangga nada mayor yang rumusnya adalah:
1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½
Dan ini merupakan rumus untuk nada diatonis mayor.
Di sini kita menggunakan susunan tangga nada C mayor, dan kita lihat tidak ada yang harus dirubah (diturunkan/dinaikkan) sehingga dapat dikatakan tangga nada C mayor menggunakan tanda kunci netral yaitu tanpa tanda kruis dan mol.
C – D – E – F – G – A – B – C

Untuk mudah mengingat, jarak 1 nada berarti ada 1 nada pemisah diantara dua nada yang di jarakin, sedangkan ½ nada, berarti tidak ada jarak/tepat berseblahan. Untuk piano, jarak 1 nada ditandai dengan satu tuts, sedangkan pada gitar, jarak 1 nada di tandai dengan 1 kolom/fret.
Kalau kita naik 5 langkah dari nada C maka kita dapatkan nada G. Sekarang kita susun sebuah tangga nada baru dimulai dari G
Kita lihat bahwa jarak nadanya adalah 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1
Ternyata tidak sesuai dengan rumus. Untuk itu kita harus meninggikan nada ke 7 (F) sebanyak 1/2 nada sehingga menjadi Fis , maka sekarang kita mendapatkan susunan jarak menurut rumus.
1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tangga nada G mayor harus ditulis dengan tanda kunci 1 kruis yaitu di nada F
G – A – B – C – D – E – F#/Gb – G
Misal tangga nada mayor untuk D = do, berarti
D – E – F#/Gb – G – A – B – C#/Db – D
Coba cari tangga nada untuk nada dasar lain, dengan memperhatikan rumus jarak-jarak nada tersebut..!
Tangga Nada / Nada Dasar Kres =
1 # (Kres) : G = Do
2 # (Kres) : D = Do
3 # (Kres) : A = Do
4 # (Kres) : E = Do
5 # (Kres) : B = Do
6 # (Kres) : F# = Do
7 # (Kres) : C# = Do
Tangga Nada / Nada Dasar Mol =
1 b (Mol) : F = Do
2 b (Mol) : Bb = Do
3 b (Mol) : Eb = Do
4 b (Mol) : Ab = Do
5 b (Mol) : Db = Do
6 b (Mol) : Gb = Do
7 b (Mol) : Cb/B = Do
Sementara untuk teori musik mengenai tangga nada mayor ini saya sudahi dahulu..
Dan akan saya lanjutkan untuk teori musik minornya, semoga dapat memberi manfaat untuk semua orang

Tangga nada minor

Tangga nada ini berbeda dengan tangga nada mayor, baik dari sisi susunannya, maupun dari ‘nada’ yang dihasilkan.
Dan urutan jarak nadanya adalah sebagai berikut :
1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1
Pada susunan tangga nada ini terdapat kelemahan/kejanggalan, yaitu jarak nada ke – 7 dengan nada ke – 8 berjarak satu nada penuh. Hal ini  terdengar agak janggal, dikarenakan untuk mendekati nada terakhir kita mengharapkan kesan perpindahan yang bertahap (berjarak ½ nada). Dengan alasan ini maka kita perlu menaikkan nada ke – 7 sehingga jaraknya dengan nada ke – 8 menjadi ½ nada.
Sehingga susunan nadanya menjadi sebagai berikut :
1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1½½
Susunan tangga nada minor di atas ini disebut sebagai tangga nada minor harmonis dengan penyempurnaan pada nada ke – 7 sehingga jarak nadanya menjadi seperti yang diatas. Pada tangga nada minor harmonis ini masih terdapat kejanggalan nada, yaitu jarak antara nada ke – 6 dengan nada ke – 7 ( 1½ nada).
Hal ini menyebabkan agak sulit menyanyikannya. Untuk itu maka kita dapat menyempurnakan lagi tangga nada minor harmonis ini dengan tangga nada minor melodis, yang susunanya sebagai berikut :
Naik (ascending) : 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – 1½
Turun(descending) : 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1
Pada susunan tangga nada minor melodis, nada ke – 6 juga dinaikkan sehingga berjarak 1 nada dengan nada ke – 7. Akan tetapi harus diingat apabila tangga nada ini dinyanyikan/dimainkan secara menurun (descending) maka nada ke – 6 dan nada ke – 7 harus dikembalikan pada kedudukan aslinya (dipugar), sehingga tidak menghilangkan kesan “minor”nya.
Sekian untuk tangga nada minornya.
Kurang lebihnya mohon dimaafkan..hehe

Tangga Nada Cromatics

Kumpulan dari semua nada dalam musik disebut sebagai Tangga Nada Kromatik , sebuah nama berasal dari bahasa Yunani : chroma, yang artinya warna. Dalam hal ini tangga nada kromatik berarti “nada dari tiap warna”.  Sama seperti warna cahaya menyatakan frekuensi yang berbeda-beda maka demikian juga dengan nada.
Karena nada selalu berulang untuk tiap oktaf yang ada, maka istilah ‘tangga nada kromatik’ sering dipakai untuk ke-12 nada dari tiap oktaf.
Perbedaan antara 2 buah pitch (nada) yang berdekatan disebut sebagai semiton.
Meskipun ada 12 nada dalam 1 oktaf, tapi hanya 7 huruf pertama dari abjad yang dipakai untuk memberi nama pada nada, yaitu dari A sampai G. Kelima nada yang lain dalam tangga nada kromatik diberi nama dengan menempatkan tanda kres (#)1 atau tanda mol (b) setelah notasi nada.
tangga nada kromatik pada nuts piano
tangga nada kromatik pada gitar
Dengan garis paling atas adalah senar 1 (pertama) pada gitar.
Ada banyak jenis tangga nada, yang dapat disusun dari nada-nada yang ada dalam tangga nada kromatik. Karena dalam tangga nada kromatik ada 12 nada, maka dapat dibuat berbagai tangga nada dengan membuat suatu susunan kombinasi dari nada-nada tersebut. Bisa dengan menghilangkan beberapa nada.

Dinamika lagu

Seperti pada istilah dinamo, dinamit, dan dinamika, juga pada istilah “dinamik lagu” terdapat pengertian kekuatan. Maksudnya pada saat bernyanyi atau memainkan musik, sebaiknya juga memperhatikan kekuatan setiap nada. Mungkin pada bagian tertentu perlu
dinyanyikan / dimainkan dengan kuat dan pada bagian yang lain dinyanyikan / dimainkan dengan lebih lembut.
Keras lembutnya lagu disebut dinamik lagu. Dinamik lagu ditentukan oleh beberapa faktor. Satu di antaranya adalah istilah dinamik. Istilah dinamik ini berupa huruf-huruf singkatan. Jika berupa gambar disebut sebagai tanda dinamik. Istilah dinamik diambil dari bahasa Italia. Dan ini berlaku di mana saja. Pada dasarnya ada dua istilah pokok, yaitu forte yang berarti kuat dan piano yang berarti
lembut. Forte disingkat menjadi f sedangkan piano disingkat menjadi p. Singkatan ini selalu ditulis dalam huruf kecil. Kemudian mengenai kuat dan lembut ini ada tingkatannya.
Lengkapnya sebagai berikut :
f = kuat
ff = lebih kuat daripada f
fff = lebih kuat daripada ff
mf = agak kuat, atau kurang kuat daripada f (singkatan dari mezzo forte)
p = lembut
pp = lebih lembut daripada p
ppp = lebih lembut daripada pp
mp = agak lembut, atau kurang lembut daripada p (singkatan dari mezzo piano)
cresc singkatan dari crescendo = makin lama makin kuat
decresc singkatan dari decrescendo = makin lama makin lembut
tanda untuk crescendo dan decrescendo dinyatakan dalam gambar

MUSIK KLASIK VS MUSIK MODERN

sering kali kita merasakan musik-musik klasik itu sangat kuno dan jadul tetapi sebenarnya musik klasik itu asik lagi...,soalnya kita dapat merasakan bagaimana dunia pada masa-masa dulu.dan tidak hanya itu ajah musik klasik juga di dominasi oleh lagu lagu yang melow dan indah karena ketika kita mendengar lagu yang beririma teratur maka diri kita pun akan merasa tenang akibat musik yang berirama teratur tadi.di bandingan hanya dengan musik modern sebagian besar musik khusunya di indonesia tergolong menjadi bebarapa aliran ada yang terdiri dari musik pop,reage,rap,terutama rock yang sekarang sangat menggila.kebanyakan musik modern menggunakan celah celah yang licik untuk di beli oleh konsumen contohnya mengunakan vidio klip yang mengandung unsur sara menggunakan lirik lagu yang aneh dan kata katanya pun sering kali meuju kepada hal hal yang negative....